- Relaks: Berusaha untuk selalu tenang menghadapi keadaan apapun karena apa pun yang terjadi bukan akhir segalanya, anak masih dalam tahap tumbuh dan kembang. Ingat, selalu ada jalan keluar yang membawa kebaikan jika kita bisa berpikir tenang.
- Emosi Positif: Berusaha untuk selalu memancarkan emosi positif dengan membayangkan hal-hal baik dari anak, sehingga energi kita pun menjadi positif. Hal ini membuat anak merasa nyaman berinteraksi dengan kita.
- Pahami Emosi Negatif: Ketika emosi negatif anak dipahami dengan baik, anak akan merasa nyaman karena emosi negatif merupakan bagian dari sistem tubuh, pikiran dan jiwa kita. Ingat emosi negatif memberikan ”clue” kepada alasan sebenarnya. Usahakan untuk merefleksikan kembali misal:”Sepertinya kamu merasa tidak dihargai oleh temanmu”
- Fokus Pada Tujuan: Berbicara langsung dan fokus pada hal yang diinginkan sehingga anak dengan mudah menerima pesan kita. Hindari menggunakan kalimat negatif atau hal yang tidak diinginkan, misalnya: Jangan lupa belajar, jangan lupa sarapan, jangan lupa telepon Bunda kalau pulang telat, dsb. Sebaiknya katakan: ingat untuk belajar, ingat untuk sarapan, dan telepon Bunda kalau telat.
- Hindari ”Barrier” atau ”Penghambat”: Hindari berasumsi, menyelamatkan anak dari masalah/kesulitan dan selalu ingin menyelesaikan masalah anak, selalu berusaha mengarahkan anak, serta harapan yang terlalu tinggi di luar kemampuan anak.
- Jadilah ”Builder” atau ”Pembangun”: Memberikan ruang pada anak untuk megambil langkah sesuai pilihannya dan belajar dari kesalahan. Mendukung dan mengajak anak untuk bertanggung jawab atas tindakan yang telah mereka lakukan tanpa menghukum, menghargai kemajuan yang telah anak capai sekecil apa pun.
- Mendegarkan dengan Penuh Perhatian: Ketika kita mendengarkan, gunakan mata kita, kedua telinga, hati dan pikiran kita hanya untuk fokus mendengarkan apa yang anak ingin sampaikan. Perhatikan facial expression, body languange, tone, apakah anak terlihat stress, takut, kecewa, dsb. Usahakan untuk menjawab dengan minimal dan berusaha untuk mencernanya.
- Berikan Pilihan dan Konsekuensi: Ketika anak menghadapi kesulitan ajak dia untuk memikirkan langkah alternatif dan pertimbangkan apa kelebihan dan kekurangan dari langkah alternatif tsb.
- Berkomunikasi dengan efektif: Sampaikan pesan diawali dengan ”saya”, ”merasa” sampaikan ”harapan” dan buat ”kesepakatan” misalnya: ”Bunda merasa kecewa karena Kakak tidak membalas sms dan telepon Bunda. Mohon lain kali untuk membalas dengan singkat, sesibuk apa pun, gimana menurut Kakak?” Dalam pendekatan ini tidak menyalahkan anak.
Dipersiapkan oleh: Hanny Muchtar Darta – Parenting Consultant, PSYCH-K Practitioner