Emotional Wellness For A Better Future
  • HOME
  • About
  • POSITIVE ORGANIZATION
    • HOLISTIC SERVICES
    • EVENTS
  • POSITIVE FAMILY
    • Mind >
      • PSYCH-K® >
        • Book A Private Session
      • Emotional Intelligence
    • Body >
      • Balance Auditory Vision Exercise >
        • Book Training
      • Color Therapy
      • Brain Gym®
    • Soul >
      • Family Constellation
  • PRIVATE SESSION
  • WORKSHOP
  • CLIENTS
  • BLOG
  • CONTACT

9 TIPS MENANGANI ANAK PACARAN DENGAN POSITIF

12/21/2014

0 Comments

 
Picture

1.       PERSIAPKAN DENGAN BAIK
​
Berbagi dengan anak pengalaman pribadi Anda dan pasangan, alasan Anda menikah dengan suami, sampaikan karakter baik masing-masing pasangan dan bagaimana Anda menyikapi perbedaan, juga saling mencintai dan mendukung. Sehingga Anda menjadi role model untuk anak.

2.       ORANG TUA HARUS BERSIKAP SAMA
Kedua orang tua harus mempunyai sikap dan pandangan yang sama. Jika ada perbedaan seperti Ayah melarang anak pacaran sebaliknya Ibu mempebolehkan, maka bicarakan dengan baik dan ambil kesepakatan sehingga anak tidak bingung dan tidak berbohong;

3.       PACARAN BAGIAN DARI PERKEMBANGAN FISIK ANAK
Semua anak mengalami perasaan tertarik pada seseorang ketika mereka memasuki masa pubertas, karena sudah mulai diproduksinya hormon  androgen dan testosterone. Anak laki-laki lebih tertarik pada fisik perempuan “sex appeal”, sementara anak perempuan lebih fokus pada aspek hubungan.

4.       PACARAN BAGIAN DARI PERKEMBANGAN MENTAL ANAK: Ketika anak mulai pacaran, artinya dia mempunyai keberanian untuk belajar membangun hubungan, belajar membangun sikap percaya diri, bersikap tegas (assertive), memegang komitmen,  berkompromi, menghargai perbedaan, belajar untuk menjadi lebih baik dan saling mendukung.  Pastikan Anda memonitor dengan baik hal ini, jika tidak ada kebaikan maka Anda dapat mengajak dialog dan lakukan review.

5.       JELASKAN PERBEDAAN “FALLING IN LOVE & STANDING IN LOVE”
Ketika anak jatuh cinta yang berfungsi adalah emotional brain dan segalanya terlihat baik dan menyenangkan. Biarkan anak menikmatinya sejenak. Setelah beberapa saat anak masuk fase tenang dan bisa mulai diajak dialog tentang apa yang membuat anak jatuh cinta. Hal ini akan menjadi panduan apakah hubungan keduanya akan membawa kebaikan untuk “standing in love”?

6.       BICARAKAN “VALUE” KELUARGA
Nilai keluarga bisa dari ajaran agama yang dianut, mengajarkan anak bagaimana menghargai dirinya, mencintai dirinya dan mengontrol dirinya dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Ketika anak memahami hal tersebut maka dia akan melakukan hal yang sama untuk mampu menghargai orang lain. Bicarakan kapan boleh melakukan seks, misalnya ketika menikah dan beritahu alasan;

7.       TERAPKAN ATURAN/KESEPAKATAN
Kalau anak sudah mulai menunjukkan ketertarikan maka orang tua harus bersikap sama dalam memberikan aturan main dan tidak berbeda pendapat. Misalnya anak boleh berpergiaan berdua atau tidak, bertemu di rumah  dan di ruang tamu, dan orang tua masing-masing sebaiknya saling mengenal sehingga bisa saling mengawasi.

8.       BICARAKAN TENTANG HARAPAN ANDA
Pacaran sebaiknya membawa pengaruh positif dan tetap bisa menjankan kehidupan secara seimbang dan tetap berjalan dengan baik, apakah itu kegiatan sekolah, belajar, dan juga mengerjakan tugas di rumah dan sebagainya.

9.       AJARKAN ANAK PERBEDAAN “HEALTHY AND ABUSIVE RELATIONSHIP”
Hubungan yang sehat adalah yang saling menghargai, mendukung, berbicara dengan baik, menerima perbedaan, saling memaafkan, dsb. Hubungan yang penuh kekerasan adalah salah satu mendominasi, merasa memiliki, banyak larangan, bicara kasar, mengancam, berkata yang menyakitkan. Ajarkan anak untuk mampu membedakan dan langsung memutuskan dengan baik jika hubungan penuh kekerasan. 


Dipersiapkan oleh: Hanny Muchtar Darta – Parenting Consultant, PSYCH-K Practitioner


0 Comments

9 TIPS MENANGANI PERCERAIAN DENGAN POSITIF

12/7/2014

1 Comment

 
Picture


1. BERSIKAP JUJUR: SAMPAIKAN  KEPUTUSAN  BERCERAI SETELAH KEPUTUSAN SUDAH FINAL DAN JUJUR.
​Gunakan bahasa sederhana, singkat dan relevan. Misalnya jika alasan perceraian karena ada pihak ke tiga sampaikan: “Ayah Bunda sudah tidak saling mencintai lagi”. Jika alasan karena masalah komunikasi yang tidak sehat bisa disampaikan: ”Ayah Bunda seringkali bertengkar mulai dari hal kecil dan hal ini sudah tidak bisa diperbaiki lagi.”

2. UTAMAKAN KEBUTUHAN ANAK
Sampaikan kepada anak, walaupun orang tua bercerai dan akan banyak perubahan, DAN SATU HAL PENTING YANG TETAP SAMA ADALAH KEDUA ORANG TUA SANGAT MENCINTAI ANAK-ANAK DAN SELALU MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN ANAK;

3. JAGA KONSISTENSI
​
Meminimalkan dampak negatif JAGALAH RUTINITAS SEHARI-HARI SEBANYAK MUNGKIN yang sangat menyenangkan anak-anak terutama dalam masa 3-6 bulan setelah bercerai. Jika tidak bisa sampaikan dengan baik alasan kepada anak.

4. PAHAMI EMOSI NEGATIF ANAK
KETIKA ANAK TERLIHAT SEDIH, MURUNG DAN KECEWA, PAHAMI EMOSI NEGATIFNYA
tersebut. Hindari untuk memperbaiki, mengabaikan dan terlalu sensitif dan berlebihan dalam menghadapi perasaan anak;

5. HINDARI ANAK SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI
Ayah Bunda sebaiknya langsung berkomunikasi dan HINDARI MENJADIKAN ANAK-ANAK SEBAGAI ALAT PENYAMPAI PESAN karena hal ini berdampak buruk pada anak. Anak merasakan bahwa kedua orang tuanya belum baik hubungannya;

6. HINDARI UNTUK MENJELEKKAN PASANGAN
USAHAKAN UNTUK SELALU MELIHAT SISI BAIK DARI PASANGAN DAN HINDARI UNTUK MENJELEKKAN MANTAN. Hal ini hanya mentranmisikan energi negatif pada anak. Jika ada hal yang tidak baik sampaikan langsung kepada yang bersangkutan.

7. USAHAKAN BERSIKAP ADIL DAN YANG MEMBUAT NYAMAN
Jika salah satu atau kedua orang tua sudah menikah kembali dan masing-masing ada anak dari pasangan sebelumnya, hindari untuk langsung menginginkan anak untuk tinggal bersama sampai merasa nyaman. Ajak anak secara teratur untuk bertemu dengan pihak keluarga misalnya nenek kakeknya.  USAHAKAN UNTUK MERAYAKAN HARI KHUSUS BERSAMA, SEPERTI KETIKA ANAK BERULANG TAHUN.

8. 
BERUSAHA UNTUK MENGAMBIL HIKMAH
Mengambil pelajaran dan sisi positif dari perceraian dan BERUSAHA UNTUK MENJADI LEBIH BAIK SETIAP HARINYA SEHINGGA HUBUNGAN DENGAN MANTAN MENJADI LEBIH BAIK dan sudah pasti hal ini membawa kebaikan untuk anak.

9. PASTIKAN SELALU ADA PIHAK YANG BISA MENCINTAI ANAK SEPENUHNYA
Anak dari korban perceraian banyak yang sukses SELAMA SELALU ADA SATU PIHAK YANG BISA MENCINTAI ANAK, mengasuh anak dengan baik dan mempunyai ikatan emosional yang baik dengan anak.


Disiapkan oleh: Hanny Muchtar Darta – Parenting Consultant – PSYCH-K Practitioner 

1 Comment

    Author

    Hanny, Parenting Consultant, Author and Founder

    Archives

    May 2016
    September 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Let's hug, we have virtual arms :)
 PT Radani Tunas Bangsa - Emotional Wellness
Plaza 5 Pondok Indah Blok D-18

Jl. Margaguna, Jakarta Selatan 12310 Indonesia
T: (62-21) 7266651, 7266636 F: 7262319