1. PERSIAPKAN DENGAN BAIK
Berbagi dengan anak pengalaman pribadi Anda dan pasangan, alasan Anda menikah dengan suami, sampaikan karakter baik masing-masing pasangan dan bagaimana Anda menyikapi perbedaan, juga saling mencintai dan mendukung. Sehingga Anda menjadi role model untuk anak.
2. ORANG TUA HARUS BERSIKAP SAMA
Kedua orang tua harus mempunyai sikap dan pandangan yang sama. Jika ada perbedaan seperti Ayah melarang anak pacaran sebaliknya Ibu mempebolehkan, maka bicarakan dengan baik dan ambil kesepakatan sehingga anak tidak bingung dan tidak berbohong;
3. PACARAN BAGIAN DARI PERKEMBANGAN FISIK ANAK
Semua anak mengalami perasaan tertarik pada seseorang ketika mereka memasuki masa pubertas, karena sudah mulai diproduksinya hormon androgen dan testosterone. Anak laki-laki lebih tertarik pada fisik perempuan “sex appeal”, sementara anak perempuan lebih fokus pada aspek hubungan.
4. PACARAN BAGIAN DARI PERKEMBANGAN MENTAL ANAK: Ketika anak mulai pacaran, artinya dia mempunyai keberanian untuk belajar membangun hubungan, belajar membangun sikap percaya diri, bersikap tegas (assertive), memegang komitmen, berkompromi, menghargai perbedaan, belajar untuk menjadi lebih baik dan saling mendukung. Pastikan Anda memonitor dengan baik hal ini, jika tidak ada kebaikan maka Anda dapat mengajak dialog dan lakukan review.
5. JELASKAN PERBEDAAN “FALLING IN LOVE & STANDING IN LOVE”
Ketika anak jatuh cinta yang berfungsi adalah emotional brain dan segalanya terlihat baik dan menyenangkan. Biarkan anak menikmatinya sejenak. Setelah beberapa saat anak masuk fase tenang dan bisa mulai diajak dialog tentang apa yang membuat anak jatuh cinta. Hal ini akan menjadi panduan apakah hubungan keduanya akan membawa kebaikan untuk “standing in love”?
6. BICARAKAN “VALUE” KELUARGA
Nilai keluarga bisa dari ajaran agama yang dianut, mengajarkan anak bagaimana menghargai dirinya, mencintai dirinya dan mengontrol dirinya dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Ketika anak memahami hal tersebut maka dia akan melakukan hal yang sama untuk mampu menghargai orang lain. Bicarakan kapan boleh melakukan seks, misalnya ketika menikah dan beritahu alasan;
7. TERAPKAN ATURAN/KESEPAKATAN
Kalau anak sudah mulai menunjukkan ketertarikan maka orang tua harus bersikap sama dalam memberikan aturan main dan tidak berbeda pendapat. Misalnya anak boleh berpergiaan berdua atau tidak, bertemu di rumah dan di ruang tamu, dan orang tua masing-masing sebaiknya saling mengenal sehingga bisa saling mengawasi.
8. BICARAKAN TENTANG HARAPAN ANDA
Pacaran sebaiknya membawa pengaruh positif dan tetap bisa menjankan kehidupan secara seimbang dan tetap berjalan dengan baik, apakah itu kegiatan sekolah, belajar, dan juga mengerjakan tugas di rumah dan sebagainya.
9. AJARKAN ANAK PERBEDAAN “HEALTHY AND ABUSIVE RELATIONSHIP”
Hubungan yang sehat adalah yang saling menghargai, mendukung, berbicara dengan baik, menerima perbedaan, saling memaafkan, dsb. Hubungan yang penuh kekerasan adalah salah satu mendominasi, merasa memiliki, banyak larangan, bicara kasar, mengancam, berkata yang menyakitkan. Ajarkan anak untuk mampu membedakan dan langsung memutuskan dengan baik jika hubungan penuh kekerasan.
Dipersiapkan oleh: Hanny Muchtar Darta – Parenting Consultant, PSYCH-K Practitioner