Bagi sebagian orang, masa pensiun bagaikan imbalan atas kerja keras selama beberapa dekade. Di saat pensiun kita bisa bersantai, bereksplorasi dan melakukan kegiatan yang tidak bisa dilakukan sebelumnya selama masih bekerja. Namun bagi sebagian orang yang lainnya, masa pensiun adalah masa yang mengakibatkan frustrasi karena sejalan dengan bertambahnya usia, kesehatan pun menurun dan kita dihadapkan dengan semakin banyak keterbatasan.
Selama bertahun-tahun para peneliti mencari tahu dampak masa pensiun terhadap kesehatan. Salah satu penelitian yaitu yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health tentang Kesehatan dan Pensiun di Amerika Serikat (U.S. Health and Retirement). Para peneliti disana mengamati tingkat serangan jantung dan stroke di antara pria dan wanita. Dari sebanyak 5.422 orang yang berpartisipasi dalam studi ini, mereka yang telah pensiun mempunyai resiko 40% lebih banyak mengalami stroke dibandingkan mereka yang masih bekerja. Peningkatan ini lebih jelas terlihat selama 1 tahun pertama setelah pensiun.
Penelitian yang terbaru yang dilakukan oleh Institute of Economic Affairs (IEA) di Inggris, menunjukkan bahwa, masa pensiun walaupun memberikan kelegaan dan kesejahteraan, namun semua itu sifatnya sementara. Dalam jangka panjang, pensiun bisa berakibat buruk bagi kesehatan, meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi dan setidaknya satu jenis penyakit fisik. Penelitian ini diberi judul “Bekerja Lebih Lama, Hidup Lebih Sehat”. Peneliti Gabriel H. Sahlgren, menganalisis data dari survei yang dilakukan di 11 negara Eropa dengan sampel sebanyak 7.000 hingga 9.000 orang berusia diantara 50 hingga 70 tahun, menggunakan dua metodologi terpisah.
Sahlgren membandingkan antara mereka yang berusia lanjut yang masih bekerja dan yang sudah pensiun. Hasilnya adalah: sebanyak 39% orang-orang yang sudah pensiun lebih kecil kemungkinannya untuk menilai kesehatan mereka sebagai “sangat baik”. 41% dari mereka yang sudah pensiun lebih cenderung menderita depresi, serta 63% mungkin menderita setidaknya satu jenis penyakit fisik. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan signifikan antara wanita dan laki-laki, namun bagi wanita efek negatif terhadap kesehatan mental dan fisik sedikit lebih tinggi. Penelitian ini juga tidak menguji apakah efek kesehatan yang berbeda tergantung dari tipe pekerjaan yang pernah dilakukan, misalnya pekerjaan kasar dibandingkan dengan pekerjaan kantoran.
Memang ada banyak variabel di masa pensiun bagi setiap individu yang mengakibatkan adanya perbedaan efek kesehatan mental dan fisik. Masa pensiun bisa menurunkan tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan dan juga stres, namun juga dapat membuat pensiunan merasa terpisah dari jaringan sosial yang dibentuk di tempat kerja. Mereka merasa terisolasi dan ini dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif. Secara kontras, bagi pensiunan yang lainnya hal ini justru membuat mereka menjalin kontak sosial yang baru dan mendapatkan lebih banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas fisik yang menyehatkan.
Rekomendasi yang diberikan oleh IEA adalah adanya perubahan kebijakan agar para pekerja bisa bekerja lebih lama, yaitu dengan menambah batasan usia pensiun. Sebagai perbandingan usia pensiun di Amerika Serikat adalah 67 tahun, di Kanada 65 tahun, di Inggris 68 tahun, di Italia 60 tahun, Jepang 65 tahun, Belanda 65 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk wanita.
Di Indonesia, usia pensiun adalah 56 tahun untuk pegawai negeri sipil dan untuk pegawai swasta antara 50-55 tahun. Ini dianggap terlalu muda dibandingkan dengan negara lainnya. Belum lagi dengan adanya program pensiun dini membuat kelompok lansia muda tidak produktif. Menurut pakar kependudukan, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2030 diperkirakan jumlahnya akan lebih besar dari usia produktif. Data di tahun 2011 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki ranking empat untuk jumlah lansia terbanyak di dunia setelah China, Amerika dan India, dengan jumlah lansia mencapai 10 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 24 juta jiwa. Oleh sebab itu, ada baiknya jika batasan usia pensiun dikaji ulang karena sebenarnya usia 55 tahun dianggap masih termasuk usia produktif. Cara lainnya dengan memberdayakan lansia usia produktif.
Bagi pekerja yang dihadapkan dengan pensiun, ada berbagai hal yang perlu disiapkan. Baik faktor finansial maupun non-finansial. Dari segi finansial tentunya tabungan maupun dana pensiun sangatlah penting. Selain itu juga Anda perlu melunasi hutang atau cicilan serta hipotek sebelum pensiun. Investasi untuk masa pensiun juga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Harvard, peneliti meminta para partisipan yang berusia 80 tahun ke atas untuk menjelaskan apa hal yang membuat masa pensiun menyenangkan, menyehatkan dan bermanfaat. Jawaban yang didapat, ada empat elemen penting:
1.Jaringan sosial. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja maupun pertemanan di luar kerja, dan lebih baik lagi jika setelah pensiun Anda bertemu dengan orang-orang yang baru. karena hal ini baik bagi kesehatan mental maupun fisik Anda.
2. Tetap beraktivitas. Masa pensiun juga bisa menyebabkan stres karena berkurangnya sumber pemasukan keluarga, atau ada kemungkinan Anda merindukan pekerjaan yang Anda biasa lakukan dan Anda sukai. Oleh sebab itu sangatlah baik untuk melakukan kegiatan yang Anda sukai yang mungkin belum sempat Anda lakuian. Juga kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan dari hobby ataupun keahlian yang Anda dapatkan selama bekerja. Dan jika Anda pensiun dari perusahaan ternama dengan keahlian yang sudah terbukti Anda pun bisa tetap bekerja paruh waktu atau pun juga penuh pada perusahaan lainnya atau bisa juga bekerja sukarela.
3. Mengaktifkan sisi kreatif Anda membantu menjaga otak Anda tetap sehat. Anda bisa mencoba berkebun,memasak, membuat kue, melukis, ataupun kegiatan lainnya.
4. Terus belajar, sebab dengan belajar maka otak Anda akan terus aktif dan sehat. Ada banyak cara bagi Anda untuk belajar, misalnya dengan mempelajari teknik relaksasi baru, bahasa atau alat musik.
Oleh Hanny Muchtar Darta
Selama bertahun-tahun para peneliti mencari tahu dampak masa pensiun terhadap kesehatan. Salah satu penelitian yaitu yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health tentang Kesehatan dan Pensiun di Amerika Serikat (U.S. Health and Retirement). Para peneliti disana mengamati tingkat serangan jantung dan stroke di antara pria dan wanita. Dari sebanyak 5.422 orang yang berpartisipasi dalam studi ini, mereka yang telah pensiun mempunyai resiko 40% lebih banyak mengalami stroke dibandingkan mereka yang masih bekerja. Peningkatan ini lebih jelas terlihat selama 1 tahun pertama setelah pensiun.
Penelitian yang terbaru yang dilakukan oleh Institute of Economic Affairs (IEA) di Inggris, menunjukkan bahwa, masa pensiun walaupun memberikan kelegaan dan kesejahteraan, namun semua itu sifatnya sementara. Dalam jangka panjang, pensiun bisa berakibat buruk bagi kesehatan, meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi dan setidaknya satu jenis penyakit fisik. Penelitian ini diberi judul “Bekerja Lebih Lama, Hidup Lebih Sehat”. Peneliti Gabriel H. Sahlgren, menganalisis data dari survei yang dilakukan di 11 negara Eropa dengan sampel sebanyak 7.000 hingga 9.000 orang berusia diantara 50 hingga 70 tahun, menggunakan dua metodologi terpisah.
Sahlgren membandingkan antara mereka yang berusia lanjut yang masih bekerja dan yang sudah pensiun. Hasilnya adalah: sebanyak 39% orang-orang yang sudah pensiun lebih kecil kemungkinannya untuk menilai kesehatan mereka sebagai “sangat baik”. 41% dari mereka yang sudah pensiun lebih cenderung menderita depresi, serta 63% mungkin menderita setidaknya satu jenis penyakit fisik. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan signifikan antara wanita dan laki-laki, namun bagi wanita efek negatif terhadap kesehatan mental dan fisik sedikit lebih tinggi. Penelitian ini juga tidak menguji apakah efek kesehatan yang berbeda tergantung dari tipe pekerjaan yang pernah dilakukan, misalnya pekerjaan kasar dibandingkan dengan pekerjaan kantoran.
Memang ada banyak variabel di masa pensiun bagi setiap individu yang mengakibatkan adanya perbedaan efek kesehatan mental dan fisik. Masa pensiun bisa menurunkan tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan dan juga stres, namun juga dapat membuat pensiunan merasa terpisah dari jaringan sosial yang dibentuk di tempat kerja. Mereka merasa terisolasi dan ini dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif. Secara kontras, bagi pensiunan yang lainnya hal ini justru membuat mereka menjalin kontak sosial yang baru dan mendapatkan lebih banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas fisik yang menyehatkan.
Rekomendasi yang diberikan oleh IEA adalah adanya perubahan kebijakan agar para pekerja bisa bekerja lebih lama, yaitu dengan menambah batasan usia pensiun. Sebagai perbandingan usia pensiun di Amerika Serikat adalah 67 tahun, di Kanada 65 tahun, di Inggris 68 tahun, di Italia 60 tahun, Jepang 65 tahun, Belanda 65 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk wanita.
Di Indonesia, usia pensiun adalah 56 tahun untuk pegawai negeri sipil dan untuk pegawai swasta antara 50-55 tahun. Ini dianggap terlalu muda dibandingkan dengan negara lainnya. Belum lagi dengan adanya program pensiun dini membuat kelompok lansia muda tidak produktif. Menurut pakar kependudukan, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2030 diperkirakan jumlahnya akan lebih besar dari usia produktif. Data di tahun 2011 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki ranking empat untuk jumlah lansia terbanyak di dunia setelah China, Amerika dan India, dengan jumlah lansia mencapai 10 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 24 juta jiwa. Oleh sebab itu, ada baiknya jika batasan usia pensiun dikaji ulang karena sebenarnya usia 55 tahun dianggap masih termasuk usia produktif. Cara lainnya dengan memberdayakan lansia usia produktif.
Bagi pekerja yang dihadapkan dengan pensiun, ada berbagai hal yang perlu disiapkan. Baik faktor finansial maupun non-finansial. Dari segi finansial tentunya tabungan maupun dana pensiun sangatlah penting. Selain itu juga Anda perlu melunasi hutang atau cicilan serta hipotek sebelum pensiun. Investasi untuk masa pensiun juga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Harvard, peneliti meminta para partisipan yang berusia 80 tahun ke atas untuk menjelaskan apa hal yang membuat masa pensiun menyenangkan, menyehatkan dan bermanfaat. Jawaban yang didapat, ada empat elemen penting:
1.Jaringan sosial. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja maupun pertemanan di luar kerja, dan lebih baik lagi jika setelah pensiun Anda bertemu dengan orang-orang yang baru. karena hal ini baik bagi kesehatan mental maupun fisik Anda.
2. Tetap beraktivitas. Masa pensiun juga bisa menyebabkan stres karena berkurangnya sumber pemasukan keluarga, atau ada kemungkinan Anda merindukan pekerjaan yang Anda biasa lakukan dan Anda sukai. Oleh sebab itu sangatlah baik untuk melakukan kegiatan yang Anda sukai yang mungkin belum sempat Anda lakuian. Juga kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan dari hobby ataupun keahlian yang Anda dapatkan selama bekerja. Dan jika Anda pensiun dari perusahaan ternama dengan keahlian yang sudah terbukti Anda pun bisa tetap bekerja paruh waktu atau pun juga penuh pada perusahaan lainnya atau bisa juga bekerja sukarela.
3. Mengaktifkan sisi kreatif Anda membantu menjaga otak Anda tetap sehat. Anda bisa mencoba berkebun,memasak, membuat kue, melukis, ataupun kegiatan lainnya.
4. Terus belajar, sebab dengan belajar maka otak Anda akan terus aktif dan sehat. Ada banyak cara bagi Anda untuk belajar, misalnya dengan mempelajari teknik relaksasi baru, bahasa atau alat musik.
Oleh Hanny Muchtar Darta